Catatan Harian yang Tercatat dalam Memoriku

Catatan 9 Juni 1969

Tuhan, bisakah aku menerima hukum-Mu tanpa meragukannya lebih dahulu? Karena itu Tuhan, maklumilah lebih dulu bila aku masih ragu akan kebenaran hukum-hukum-Mu. Jika Engkau tak suka hal itu, berilah aku pengertian-pengertian sehingga keraguan itu hilang. Tuhan, murkakah Engkau bila aku berbicara dengan hati dan otak yang bebas, hati dan otak sendiri yang telah Engkau berikan kepadaku dengan kemampuan bebasnya sekali? Tuhan, aku ingin bertanya pada Engkau dalam suasana bebas. Aku percaya, Engkau tidak hanya benci pada ucapan-ucapan yang munafik, tapi juga benci pada pikiran-pikiran yang munafik, yaitu pikiran-pikiran yang tidak berani memikirkan yang timbul dalam pikirannya, atau pikiran yang pura-pura tidak tahu akan pikirannya sendiri.


hai tuan Ahmad Wahib, 

maap, aku mengutip catatan harianmu, namun catatan yang kau tulis tak mampu ku hapus begitu saja. taukah kamu tuan Wahib, jika kau masih ada saat ini dan kau seumuranku, mungkin kau akan memberi judul pada catatan ini "Galau", ya setidaknya itulah yang aku rasakan saatku baca satu persatu setiap huruf dalam catatanmu, kau membuatku merasakan galau yang meracau, dan aku tak habis-habisnya berfikir, ternyata "aku" bukanlah "aku" hanya meng"aku"kan aku...


Komentar

Postingan Populer